Edelweis adalah bunga yang pasti sudah tak asing lagi bagi para penggiat
alam bebas mendaki gunung, karena bunga abadi ini saat ini hanya mampu
tumbuh dan besar di ketinggian gunung dan memerlukan sinar matahari
penuh. Bunga cantik ini memang akrab dengan para pendaki dan
mengilhami banyak orang melalui keindahan dan keabadian yang
ditampilkannya. Tak heran kalau bunga ini disebut sebagai bunga abadi,
karena mekar dalam waktu yang cukup lama.
Bunga edelweis asli atau yang sering disebut dengan Everlasting Flower sebenarnya adalah bunga Leontopodium yang hanya ada di pegunungan alpen, bukan bunga Edelweis Jawa atau Anaphalis javanica.
Tapi apa daya sudah terlanjur, karena bunga ini yang sebenarnya bunga
adalah serbuk kuning yang dalam waktu 1 - 3 hari setelah mekar akan
rontok dan menyisakan kelopak bunganya saja.
Kelopak bunga yang tahan lama inilah yang sering 'dicolong" oleh para pendaki gunung. Dan mereka pun akhirnya kecolongan karena hanya membawa kelopak bunga abadi. Bunga Edelweiss merupakan spesies tanaman berbunga endemik yang banyak ditemukan di daerah pegunungan di Jawa, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Lombok.
Bunga Edelweiss yang menyukai sinar matahari penuh ini dalam
ukuran dewasa dapat mencapai 8 meter tingginya, tapi pada umumnya hanya
mencapai tinggi kurang dari satu meter. Bunga edelweiss umumnya terlihat
antara bulan April – Agustus, dimana pada sekitar akhir Juli – Agustus
merupakan fase mekar terbaiknya.
Bunga Edelweiss ( Anaphalis javanica ) sangat popular dikalangan
wisatawan. Bunga ini dikeringkan dan dijual sebagai souvenir. Kondisi
ini menyebabkan spesies tanaman ini mengalami kelangkaan . Di wilayah
gunung Bromo – Tengger Jawa Timur, tanaman ini dianggap punah. Jumlahnya yang terus menurun membuat tanaman ini termasuk yang dilindungi di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
, Jawa Barat. Larangan untuk memetik bunga ini terpampang jelas, namun
kerap kali pemetikan bunga Edelweiss sulit dihindarkan dari tangan -
tangan jahil yang mencoba menyelundupkan bunga tersebut.
Kabar gembiranya, bunga Edelweis Jawa ( Anaphalis Javanica ) ini sudah banyak dibudidayakan oleh para petani di daerah Dataran Tinggi Dieng di
Jawa Tengah. Para petani ini membudidayakannya dengan cara menanam
anakan yang tumbuh dari biji dan tersebar di sekitar pohon induknya
serta ditanam di daerah dataran tinggi lebih dari 1000 mdpl, pada tanah
liat berkapur atau berpasir dengan pH ( keasaman tanah ) antara 4 - 7.
Kemauan dan kesadaran yang gigih dari kita untuk membuat Edelweis tetap menjadi bunga abadi dan tumbuh di alamnya. Biarkan dia disana untuk menyambut para pendaki dengan indahnya. Kalau bukan kita, siapa lagi yang menjaganya..
*Diintisarikan dari berbagai sumber
Kemauan dan kesadaran yang gigih dari kita untuk membuat Edelweis tetap menjadi bunga abadi dan tumbuh di alamnya. Biarkan dia disana untuk menyambut para pendaki dengan indahnya. Kalau bukan kita, siapa lagi yang menjaganya..
*Diintisarikan dari berbagai sumber
0 komentar:
Posting Komentar