Jumat, 17 Januari 2014

ISTILAH DAN PERLENGKAPAN UMUM DALAM ROCK CLIMBING

Mendaki gunung bukan olah raga biasa, setidaknya pendaki gunung harus memiliki mental yang lebih. Keterampilan, kecedarsan, kekuatan dan daya juang yang tinggi. Hal ini karena tantangan yang akan ia hadapi ketika menjalankan aktivitasnya sebagai penggiat alam bebas. Pada hakekatnya tantangan yang dihadapi itu akan menguji kemampuaan diri sendiri. Keberhasilan itu berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan menghadapi diri sendiri.

Pendakian gunung dimulai sejak dua abad yang lalu. Ketika puncak pegunungan Alpen sudah berhasil didaki, para pendaki mengalihkan perhatiannya ke pegunungan Himalaya.pendakian gunung inilah yang mengawali lahirnya panjat tebing atau Rock Climbing.
Beberapa tokoh dunia dalam kegiatan pendakian, diantaranya Yvon Chouinard merupakan pemanjat pertama pada dinding utara El Capitan dan juga merupakan penemu dari pasak piton : Royal Robbins pada usia 17 tahun sudah menjadi pemandu serta mengembangkan teknik Yosernite Decimal System, yaitu sistem untuk menilai tingkat kesulitan pemanjat. Patrick Berhault pemanjat asal prancis melakukan petualangan selam 6 bulan melakukan pemanjatan 22 puncak di tebing-tebing sekitar pegunungan Alpen dari timur ke barat.
Alex dan Thomas Huber, Kakak beradik yang membuat jalur yang diberi nama Golden Gate di El Capitan dengan sistem pemanjatan Free Climbing.
Rock Climbing merupakan salah satu kegiatan dari mountenering yang paling penting, yang sangat memerlukan kecakapan mendaki tebing dan batu yang terjal, kemampuan dalam menganaliosa yang tinggi, mental baja, serta ketahanan fisik yang besar.

ISTILAH DAN PERLENGKAPAN UMUM DALAM ROCK CLIMBING
  • Rappelling/Abselling/Descending
adalah suatu metode atau cara untuk menuruni tebing dengan menggunakan tali Teknik ini digunakan untuk menuruni tebing. Dan dikatagorikan sebagai teknik yang sepenuhnya bergantung pada peralatan.  
Prinsip Rappeling sbb :
  • Menggunakan tali sebagai jalur lintasan dan tempat bergantung.
  • Menggunakan gaya berat badan dan gaya tolak kaki pada tebing sebagai pendorong gerak turun.
  • Menggunakan satu tangan untuk keseimbangan dan tangan lainnya untuk mengatur kecepatan turun.
  • Dalam melakukan rappeling usahakan posisi badan selalu tegak lurus dengan tebing, dan jangan terlalu cepat turun.
Sebelum mulai turun sebaiknya :
  • Periksa terlebih dahulu Anchor.
  • Pastikan bahwa tali sampai pada dasar tebing.
  • Pastikan bahwa tidak ada simpul pada tali yang di gunakan.
  • Mengamati lintasan yang akan dilalui
  • Pastikan bahwa pakaian tidak ada yang tersangkut pada figur atau peralatan lain.
Macam-macam dan variasi teknik rappelling :
  • Body Rappel, Menggunakan peralatan tali dinamis yang di belitkan sedemikian rupa pada bagian badan. Pada teknik ini terjadi gesekan antara badan dengan tali, sehingga badan yang bergesekan akan panas.
  • Brakebar Rappel, Menggunakan sling / tali tubuh, carabiner, tali dan brakebar. Modifikasi lain dari brakebar adalah Descender (figure of 8) pemakaiannya hampir sama dimana gaya gesek di berikan pada Descender atau brakebar.
  • Sling Rappel, Menggunakan sling atau tali tubuh, carabiner dan tali. Cara ini paling banyak dilakukan karena tidak memerlukan peralatan lain, dan dirasa cukup aman.
  • Arm Rappel, Menggunakan tali yang dibelitkan pada kedua tangan melewati bagian belakang badan. Dipergunakan untuk tebing yang tidak terlalu curam.
  • Prusiking/Ascending, adalah Suatu cara untuk menaiki tebing dengan tali prusik
  • Clean climbing/Free climbing, adalah sutu pendakian di mana peralatan yang ada hanya berfungsi sebagai alat pengaman saja ( tali,piton, shock,crabiner)
  • Artifiocial climbing,  di sini peralatan yang ada berfungsi sebagai alat Bantu dalam pendakian.
  • Rock Climbing, pendakian yang di lakukan di tebung batu terjal dengan mengunakan peralatan uang lengkap
  • Traversing, istilah di mana kita harus mengubah arah menyilang kekanan dan kekiri, karena suatu hal.
  • Grade, tingkat kesukaran dalam pendakian yang di nyatakan dalam bentuk angka maupun huruf yang sudah distandarisasikan sebelumnya. Macam-macam variasi grade : 1. Grade system inggris. 2. System Amerika. 3. Yosemit Desimal System
  • Belay, merupakan suatu cara dalam pendakian di mana seoramg pendaki dapat menjaga pendaki lainya dari bahaya jatuh.

PERLENGKAPAN

1. Tali / Carmantel
Fungsi utama tali adalah untuk melindungi pendaki dari pengaman apabila jatuh. Mengingat fungsi dari tali sanagt penting, maka tali harus kuat.
Macam tali berdasarkan kelenturannya :
  • Statis Rope
Tali pendaki yang memiliki kelenturan mencapai 2-5% dari berat maksimum yang di berikan, sifatnya kaku.
  • Dynamik Rope
Tali pendakian yang kelenturannya mencapai 5-15% dari berat maksimum yang di berikan, sifatnya lentur dan fleksibel.

Macam tali berdasarkan bahan pembuatannya :

* Tali serat alam
Tali jenis ini sudang jarang di gunakan, kekuatan tali ini rendah dan mudah terburai, tidak memiliki kelenturan.

* Hawser Laid
Tali sintetis plastic yang di jalin eperti tali serat. Tali relative lebih kuat kelemahannya adalah tali ini kurang tahan terhadap bahan kimia dan tali ini sulit untuk di simpulkan. Mempunyai kelenturan rendah.
* Caramantel Rope
Tali yang sering di gunakan untuk pemanjatan, tali ini terdiri dari dalam 2 lapisan terbuat dari baja yang kuat, kemudian di tutup dengan lapisan luar yang terbuat dari mantel.

2. Webbing (tali pita) dan sling

Memiliki bentuk seperti pita dan ada 2 macam :
a. Lebar 25 mm berbentuk tabular sering di gunakan untuk tali tubuh, swambelt, dan alat berbentuk peralatan lainnya.
b. Lebar 50 mm dan berbentuk pipih
Sedangkan sling adalah pita lingkar yang terbuat dari tabular webbing. Fungsinya membuat natural point, menrangi gaya gesek / memperpanjang point, mengurangi gerakan pada chock, dan piton yang terpasang.

3. Carabiner

Adalah sebuah cincin kait yang berbentuk oval atau huruf D. Carabiners berfungsi untuk menghubungkan tali dengan runner / titik pengaman, sehingga kuat untuk menahan bobot pendaki yang terjatuh. Biasanya kekuatan Carabiners tercantum pada alat tersebut. Ada 2 macam carabiners, yaitu :
1. Carabiners Screw Gate ( menggunakan kunci pengaman )
2. Carabiners Non Screw Gate ( tanpa kunci pengaman )

4. Descender
Alat ini di gunakan untuk turun tebing ( abseiling, reppling ). Pada prinsipnya untuk menjaga agar pendaki tidak meluncur bebas. Beberapa jenis Descender :
a. Figure of Eight
b. B. Brakebar
c. Modifikasi Carabiners

5. Ascenceur
Berasal dari kata Ascend yang berarti naik, Ascendeur adalah alat yang di gunakan sebagai alat Bantu naik. Merupakan perkembangan dari prusik ( yang ditemukan oleh Dr. Karl Prusik ), mudah mendorongnya ke atas tapi dapat menahan beban ke bawah. Macam Ascendeur adalah : prusik, jumar, dan clog.
6. Pasak / Piton
Terbuat dari bahan metal dengan berbagai bentuk. Berfungsi sebagai pengaman, piton ini di tancapkan pada rekahan tebing. Sebagai kelengkapan untuk memasang dan melepas piton digunakan hammer / palu. Ada 4 jenis piton :
a. Bongs c. Knife- blades dan
b. Bugaboos d. Angle.

7. Chock
Seperti halnya piton, Fungsi dari chock adalah sebagai pengaman. Chock sering di sebut dengan pengaman sisip yang macamnya adalah :
a. Stoper (simetris)
b. Hexentrik (simetris/segi 6)
c. Tri Cam (seperti pengungkit)
d. Copper Head (bandul tembaga)
8. Friend / Pengaman Sisip Pegas
Fungsinya sebagai pengaman macamnya adalah genap, ganjil, dan big brother (berbentuk pipa).

9. Harness / Sabuk Pengaman
Harness sama halnya dengan webbing, berfungsi sebagai tali tubuh, hanya saja harness lebih praktis dan nyaman untuk di pakai. Jenis-jenis harness panjat :
a. Full body harness
b. Sit harness

10. Helm
Berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan tebing saat mendaki ataupun bila ada yang berjatuhan

11. Sepatu
Sepatu sangat berpengaruh pada suatu pemanjataan, tergantung pada medan yang akan di lalui

12. Alat-alat Penambatan
Semua alat penambatan ini fungsinya adalah untuk membelai seseorang yang akan memanjat pertama (leader) dan juga untuk membelay pemenjat berikutnya.
Adapun alat penambatan yang kita kenal ada 4 macam, yaitu :
a. Penambatan Tubuh (Figure Of Eight)
b. Italian Hitch /Munter Hicth
d. Sticht Plate
e. Tuber

13. Etrier/Stir Up (Tangga)
Digunakan bila route yang dilalui ulit, Karena tipisnya pijakan dan pegangan serta adanya tebing menggantung. Maka alat ini akan berguna dalam usaha menambah ketinggian pemanjat.

14. Hammer (Palu)
Alat ini digunakan pada pemanjat artifisial, dimana seorang pemajat apabila akan memasang piton tebing ia akan menggunakan palu ini untuk memukul masuk piton tebing tadi.

15. Baut, Hanger dan Bor Tebing

Baut tebing sampai sekarang dianggap titik pengamanyang paling aman. Pemanjatan artifisal yang menggunakan baut tebing diberi nilai AO, aman sekali. Sebuah lubang “dipahatkan” pada batuan dengan selongsong logamyang bergigi ujungnya, selongsong tadi dipukul masuk sampai pasak memekarkan ujung selongsong, menekan permukaan lubang dengan erat. Henger dipasang dengan baut pada ulir dalam selongsong itu.

16. Shunt (Pengaman Panjat Bebas)
Alat ini umumnya dikenal sebagai peralatan speleologi, namun sebenarnya dapat saja digunakan dalam Rock Climbing. Kegunaan utama lainnya adalah sebagai pengaman pada saat menuruni sumuran atau tebing yang menggantung. Pengusahannya bisa dengan tali tunggal maupun tali ganda, yang harus sama diameternya. Shut menjepit dengan permukaan logam yang bulat dan licin, sehingga kerusakan tali yang ditimbulkan lebih kecil.

17. Grigi
Prinsip kerjanya sama dengan alat penambatan yang umumnya dipakai, yaitu menekuk suatu bagian tali sehingga mengerem lajunya. Beda grigi di lengkapi dengan sesuatu mekanisme pegas, yang otomatis akan mengerem begitu terkena beban kejut dari pemanjat yang jatuh.

18. Perrin
Prisip kerjanya adalah gabungan antara Chock dan Friend (Penagaman sisip pegas), yaitu pada celah yang menjepit kebawah. Tetapi pemasangannya mirip dengan Friend, yaitu dengan lebih dahulu menarik tuas pegas yang menguncupkan dua belah “sayap” di kepalanya, dan melepaskannya kembali setelah berada pada posisi yang kita mau. Keuntungan dibanding Chock

19. Pulley
Bentuk alat ini mirip dengan kerekan burung. Kecil dan ringan. Tapi memiliki kemampuan untuk menahan beban berat. Fungsi alat ini untuk mengurangi gaya gesekan jterhadap alat/tali, ketika tali mendapatkan beban. Pulley juuga di gunakan untuk mentransver barang dan juga di gunkan untuk rescue ketikan ada kecelakaan di tebing.

20. Sticht plate
Bentuk alat ini sangat sederhana. Lempengan aluminium olloy setebal kira-kira 1 cm di beri satu tanda 2 buah luang untuk di masuki taliu bsebesar 9-11 mm. Untuk membelay, tali di masukan pada lubang tang terdapat pada split plate. Kemudian dengan careabiner tali di hubungkan dengan harness. Untuk menjaga agarv split plate tidak lari-lari dan jatuh, maka seutas tali di hubungkan dengan carabiner dan di kaitkan pada lubang kecil yang terdapat pada alat stich plate.

21. Runner
Bentuk alat ini adalah non screw/snep dengan heroloop yang di jasikan satu, yang berfungsi sebagai pengaman.

Secara umum perlengkapan ini yang paling mutlak dan harus di perlukan dalam perjalanan pendakian gunung maupun tebing. Sehingga perjalanan kita menikmati apa yang kita inginkan tanpa mendapatkan kesulitan, yang sebenarnya tidak perlu apabila kita mempersiapkan alat/perlengkapan secara matang dan terencana. Selain perlengkapan di atas, perlengkapan lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah alat Bantu perjalanan (kompas,peta,pisau,jam tangan),perlengkapan masak, perlengkapan pribadi. demikian ISTILAH DAN PERLENGKAPAN UMUM DALAM ROCK CLIMBING.
Smoga Bermanfaat. MANIS NT !!

2 komentar:

NABARAKA mengatakan...

kapan mendaki.....solo karir.....

Unknown mengatakan...

terimakasih atas infonya ... sya jadi lebih tahu soal rock climbing . karena kebetulan saya organisasi pecinta alam