MERDEKA.COM. Sejumlah sipir menemukan mayat agen
Mossad itu pada pukul 20.19. Tubuhnya tergantung menggunakan seprei
basah. Pelapis kasur ini diikatkan di jendela
toilet selnya.
toilet selnya.
Sel di mana Benjamin Zygier meninggal terdiri dari dua bagian. Bagian
pertama berisi ranjang, tempat duduk, dan dapur mini. Bagian lain
adalah kamar mandi dilengkapi kakus. Terdapat tiga kamera pengintai di
dalam bui itu, namun para sipir baru mengetahui tahanan mereka dijemput
ajal lebih dari sejam kemudian.
Penjara
Ayalon tempat Zygier mendekam berada di Ramla, pinggiran Ibu Kota Tel
Aviv. Ada 700 narapidana diawasi 260 penjaga di salah satu penjara
paling ketat pengamanannya di seantero negara Zionis itu. Penghuni blok
keamanan maksimum tidak diizinkan ke sinagoge dan ruang berlatih
kebugaran.
Sel nomor 15 peninggalan Zygier kini dihuni Yigal
Amir, pembunuh mantan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin. Insiden pada
November 2005 ini mengakibatkan lelaki kini berusia 43 tahun itu
divonis penjara seumur hidup dan tambahan enam tahun karena melukai pengawal Rabin.
Sudah
dua tahun Zygier meninggal, namun bagaimana dia meregang nyawa masih
tanda tanya. Tel Aviv menetapkan kasus itu sebagai rahasia negara
sehingga media dilarang mengungkap.
***
Zygier barangkali
tidak berniat menjadi salah satu agen rahasia paling kontroversial
sepanjang sejarah Israel. Dia bertanggung jawab atas penangkapan dua
warga Libanon bekerja sebagai mata-mata negara Bintang Daud itu dalam
Hizbullah.
Dia melakoni yang tidak pernah diperbuat agen Mossad.
Dia mengkhianati negaranya dengan membocorkan informasi kepada musuh
bebuyutan.
Kisah Zygier adalah cerita anak muda ingin menjadi
pahlawan Israel. Dia ingin membuktikan diri tanpa mempedulikan risiko.
Akhirnya dia gagal dan tidak ada jalan keluar selain bunuh diri.
Dia
tumbuh di tenggara Melbourne, Australia. Ayahnya, Geoffrey dikenal
sebagai Yahudi konservatif merupakan pengusaha seral sukses dan aktif di
komunitas Yahudi. Zygier mengecap pendidikan di sekolah Yahudi terbaik
di kota itu. Dia juga bergabung dengan Hashom Hatzair, organisasi pemuda
Zionis beraliran kiri.
Setamat SMA pada 1993, dia kuliah hukum
di Universitas Monash dan akhirnya memutuskan pindah ke Israel. "Saya
tidak terkejut dia bernyali mencoba sesuatu lebih menantang dalam
hidupnya ketimbang menjadi pengacara di Melbourne," ujar Carolyn
Creswell, teman keluarga dan mantan guru bahasa Inggris Zygier kepada
wartawan Australia.
Impian itu tercapai setahun kemudian. Dia menetap di kibbutz Gazit.
Lokasinya
di utara Israel dengan sebuah jalan utama berpayung pohon-pohon kayu
putih. Sekitar 500 penduduk hidup di Gazit, di mana rumah-rumah beratap
genteng rendah menghadap Gunung Tabor. "Ben mengagumkan. Dia bahagia,
ramah, dan hangat," ucap Daneil Leiton, 40 tahun. Lelaki berlogat
Australia sangat kental ini adalah salah satu sahabat Zygier.
Keduanya
bertemu saat masih remaja di akhir 1980-an. Leiton menilai Zygier sudah
berhasrat untuk Aliyah. Ini merupakan istilah digunakan kaum Yahudi
untuk pindah ke Tanah Suci (Israel).
Leiton menghadiri pernikahan
Zygier dengan pacarnya, gadis Israel. Dia juga mengenal keluarganya.
Mereka terakhir bertemu pada awal 2010 di Melbourne, tak lama sebelum
Zygier ditangkap.
Dia mengaku tidak melihat perilaku aneh Zygier.
Dia menegaskan temannya itu tidak kelihatan cemas atau tertekan. Dia
bahkan tidak pernah membayangkan Zygier bakal bunuh diri. Dia sangat
terkejut setelah mengetahui pernah mendekam dalam sel isolasi di penjara
super ketat Ayalon. Dia menelan ludah dan bungkam saat ditanya soal
Zygier menjadi agen Mossad.
Penghuni Gazit lainnya, Lior Brand,
masih ingat Zygier sangat bersemangat kalau bercerita soal mimpi Zionis.
Menurut dia, Zygier cerdas, berpendidikan, dan berwawasan luas. Dia
juga sangat siap membela Israel dengan segala risiko. Dengan semua
gambaran itu, Zygier memang cocok menjadi anggota Mossad.
Selama
beberapa dasawarsa dinas rahasia legendaris ini melakoni perang tertutup
menghadapi pihak-pihak mengancam keselamatan Israel. Agen-agen Mossad
membunuh komandan Hizbullah Imad Mughniyah di Damaskus pada 2008 dan
pentolan Hamas Mahmud al-Mabhuh di Dubai dua tahun berselang. Mereka
menewaskan ilmuwan-ilmuwan nuklir Iran dan mensabotase sarang-sarang
Hizbullah di Libanon. Mossad butuh orang-orang baru buat perang tak
berawal dan tanpa akhir ini.
Pada awal milenium baru, badan
intelijen ini untuk pertama kali melansir iklan lowongan kerja atas nama
mereka. "Mossad membuka lowongan. Bukan bagi semua orang. Bukan untuk
banyak orang. Mungkin buat Anda."
0 komentar:
Posting Komentar